11 Jul 2013

Akhirnya..


Akhirnya aku harus berhenti peduli padanya,
bukan karena benci tapi karena dia memang tak lagi menginginkan peduliku.
Akhirnya aku harus memilih untuk meninggalkannya,
bukan karena berhenti mencinta tapi karena dia memang tak lagi menghargaiku
Akhirnya ku harus menjauh dari dia yang tulus ku cinta,
untuk melindungi diri dari luka yang lebih dalam

Karena sangat menyakitkan di saat aku selalu mendo’akan dia yang pergi tanpa kabar,
Tiba-tiba dia malah menuduhku melakukan hal yang sama sekali tak pernah ku lakukan
Tuduhan yang terkesan mengada-ada, karena mungkin sebenarnya
dia hanya tak ingin kembali untuk menepati ‘janji’ yang pernah dia ucapkan sendiri.

Setelah sekian lama aku begitu terpesona dengan ‘kharisma’nya,
dalam sesaat aku harus melihat kenyataan lain dari dirinya
yang sama sekali tak pernah ku bayangkan sebelumnya
bisa dilakukan oleh orang se'pintar' dia..

Jadi untuk apa bertahan jika sebenarnya aku tak diinginkan?
Aku tak boleh takut melepaskan dia yang terus menyakiti.
Meski sebelumnya kehadiran dia begitu membiusku
Sudah cukup semua yang kulakukan untuknya meski akhirnya harus sia-sia..
Aku bahkan sering mengalah dan menekan perasaanku sendiri hanya agar dia merasa nyaman saat berada jauh dari keluarganya..
Tapi apa?? Ternyata itu semua tak pernah berarti apapun buat dia
Dan dalam sekejap terhapus oleh ‘prasangka’ yang tak jelas ujung pangkalnya..

Andai saja ia lebih 'gentle' mengakui bahwa dia tak bisa mewujudkan 'janjinya'
Ungkapkan saja, aku pun tak mungkin memaksakan diri dan justru akan merasa lebih dihargai
Bukan malah melontarkan tuduhan yang tak jelas dan terkesan sangat mengada-ada..

Biarlah waktu yang akan membuktikan semua kebenaran
Sakit hati ini hanya bisa diobati oleh keikhlasan yang tulus, 
untuk menerima apa yang terbaik menurut Allah SWT..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar