26 Nov 2012

Kisahku dengan rasa yang kuberi nama 'CINTA'


Berkali berkisah dengan canda dan membuatnya tertawa adalah prestasi yang patut kubanggakan.
Bagaimanapun, aku selalu berhasil bersembunyi dibalik tawaku sendiri seraya membungkus cinta dan mengikatnya rapi dengan seutas bisu.
Aku adalah wanita yang melangkah di hidupnya tanpa pernah ada di hatinya.
Aku adalah wanita yang mendengarkan kisahnya tanpa pernah merasakan bagaimana menjadi bagian didalamnya. 

Bukankah semestinya masih terlalu dini untuk sebuah patah hati? Ketika aku baru saja menyadari alasan mengapa
hati ini bergetar setiap kali mendengar suaranya.

Atau bahkan ketika aku baru saja menyadari alasan mengapa senyum di fotonya adalah pemandangan yang paling mempesona.

Jadi, bukankah terlalu dini untuk sebuah patah hati ketika cinta baru saja menyapa dan memperkenalkan dirinya?
Aku tak tahu dan tak mau tahu bagaimana kisah yang sebenarnya. Aku hanya menerjemahkan semua melalui apa yang kurasakan sendiri, dan apa yang kudapat darinya.
Meski memang tak pernah ada komitmen apapun, tetap saja aku bagaikan ‘pungguk yang merindukan bulan’. 
Ya, aku merasa dia terlalu istimewa hingga aku tak pantas berada di sampingnya.

Ini kisahku, wanita yang terluka karena tak kuasa menutup telinga dari pesona suara lembutnya.
Ini kisahku,
wanita yang hanya mampu membisikkan perasaannya kepada malam saat pria yang dicintainya terus melangkah dan berbahagia dengan kekasih yang ada didekatnya.

Ya, Ini kisahku dengan sebuah rasa yang terus mengendap dan tak tahu kapan rasa itu bisa terurai menjadi kata.


Sebuah rasa yang pada akhirnya kuberi nama
CINTA.
.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar