Tak akan ku berucap, tak akan ku
berkata. Namun ku hanya akan DIAM. Saat kumencintai, takkan pernah ku
menyatakan. Tak akan kumenggoreskan. Yang ku lakukan hanyalah DIAM.
Aku tahu, cinta adalah fitrah. Sebuah
anugrah tak terperih. Karena cinta adalah kehidupan. Karena rasa itu adalah
cahaya. Aku tahu, hidup tanpa cinta, bagaikan hidup dalam gelap gulita..
Namun.. Saat rasa itu menyapa, maka hadapilah dengan anggun. Karena rasa itu
ibarat belenggu pelangi, dengan begitu banyak warna.
Cinta kadang membuatku bahagia,
namun seringkali membuatku menderita. Cinta ada kalanya manis bagaikan gula, namun juga mampu memberi pahit yang luar biasa. Cinta adalah perangkap rasa.. Sekali
kita salah berlaku, maka kita akan terkungkung dalam waktu yang lama dalam
lingkaran derita.
Agar kita dapat keluar
dari belenggu itu dan melaluinya dengan anggun.. Maka mencintalah dalam
hening, dalam diam.. Tak perlu lari, tak perlu dihindari. Namun juga,
jangan disikapi dengan berlebihan. Jangan umbar rasa kita, jangan tumpahkan
segala suka kita..
Coba merenung sejenak dan fikirkan
dengan tenang.. Kita percaya pada takdir, kita tahu dengan sangat jelas... Allah telah mengatur segalanya dengan begitu rapi. Jadi, apa yang kita risaukan? Biarkan Allah yg mengaturnya, dan yakinlah ditangan-Nya semua akan
baik-baik saja..
Dia yang ku cinta, belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikku.. Dia yang ku puja, yang kuingat saat siang dan yang ku tangisi ketika malam, Akankah dia
yang telah Allah takdirkan denganku?
Aku tak tahu dan tak akan
pernah tahu.. Hingga saatnya tiba.. Tidakkah kita malu
jika semua telah kita umbar... Namun ternyata kelak bukan kita yg dia pilih untuk
mendampingi hidupnya? Karena cinta kita begitu agung untuk di umbar..
Begitu mulia untuk ditampakkan.. Begitu sakral untuk ditumpahkan..
Fitrah kita sebagai wanita adalah 'pemalu', Dan kita indah karena sifat malu itu.. Lalu, masihkah kita tampak menawan jika rasa malu itu telah di nafikan? Masihkah kita tampak bestari
jika malu itu telah kita singkap? Jadikan malu sebagai
selendang kita.. Maka tawan hati kita sendiri dalam sangkar keimanan.. Dalam jeruji
kesetiaan.. Yah.. Kesetiaan padanya yang telah Allah tuliskan nama kita dan namanya
di Lauhul Mahfuzh.. Jauh sebelum bumi dan langit dicipta..
Maka cintailah dalam hening. Agar jika
memang bukan dia yang ditakdirkan untuk kita, maka cukuplah Allah dan kita sendiri yang tahu
segala rasa kita.. Agar kesucian kita tetap terjaga.. Agar keanggunan kita tetap
terbias..
Maka, peganglah kendali hati kita..Jangan lepaskan. Acuhkan semua godaan yg menghampiri..
Cinta bukan untuk kita hancurkan, bukan untuk kita musnahkan.. Namun cinta hanya
butuh kita kendalikan, hanya cukup kita arahkan..
Yang kita butuhkan hanya
waktu, sabar dan percaya.. Maka peganglah kendali hati, Lalu arahkan
pada-Nya.. Dan Cintailah dalam diam.. Dalam hening..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar